all about Me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
simple • ordinary • lover •

Selasa, 28 Februari 2012

अक्तिवा Lancar

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Pembangunan ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga, termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan kesejahteraan dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi negara-negara tersebut yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang seringkali berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal melalui berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi struktur utang serta memproduktifkan aktiva lancar.

Suatu perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang dan yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, salah satunya yaitu aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan, yangterdiri dari Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan,piutang dan sebagainya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva Lancar

Menurut Alimsyah dan Padji (2006;284) mendefinisikan “Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahu buku, yang termasuk aktiva lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll..”

Menurut S. Munawir (2004;14) mendefinisikan “Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).”

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel dan lain sebagainya.

Sebelum mendefenisikan aktiva lancar kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Jadi aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).

Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normalperusahaan, atau.Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca, atau berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dalam tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan pada tanggal neraca dan jika lebih dari 12 bulan maka diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih banyak.

Aktiva lancar adalah kas dan asset-aset lainnya yang dapat ditukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau dalam 1 (satu) periode kegiatan normal perusahaan. Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka. Yang merupakan bagian dari Aktiva Lancar, antara lain:

1. Kas dan setara kas.
Yang termasuk di dalam komponen ini adalah asset dalam bentuk kas dan kas dalam bank. Aset yang termasuk dalam komponen Aktiva Lancar ini merupakan asset yang paling cair bagi perusahaan karena dapat secara langsung digunakan untuk segala macam transaksi.

2. Surat-surat Berharga.
Surat-surat berharga dapat berupa saham, obligasi atau surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk memutarkan kelebihan uang tunai yang tidak ditujukan untuk investasi jangka panjang.

3. Piutang
Piutang adalah dana perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekwensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman. Pada akhir periode yang ditentukan, dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang). Terkadang piutang naik lebih cepat dari penjualan, ini mengindikasikan masalah pada penagihan (pembayaran). Untuk menganalisa piutang dipakai receivable turn over yang menghitung lama penerimaan pembayaran rata-rata.

Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.

4. Persediaan.
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Barang-barang ini dapat merupakan hasil produksi atau komponen produksi perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki persediaan, terutama jika perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Dua hal yang perlu diperhatikan dari persediaan : pertama; nilai yang dilaporkan sering berbeda dengan nilai wajarnya karena perbedaan penerapan sistem akuntansi, kedua; nilai persediaan biasanya besar dan merupakan sumber yang menyerap penggunaan dana. Jika tidak diolah secara efisien akan menghambat aliran dana. Untuk mengukur persediaan, kita akan bahas dengan inventory turnover yang menghitung perputaran persediaan selama satu tahun.

5. Biaya dibayar dimuka

Yang terakhir adalah biaya dibayar dimuka. Komponen ini merupakan salah satu bentuk pengeluaran yang telah dibayar perusahaan kepada pemasok/supplier perusahaan sebelum perusahaan menerima barang atau jasa tersebut.

B. SIFAT – SIFAT AKTIVA LANCAR

1. KAS

Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.

2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.

Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue.

1. Sifat Continue

Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplier kantor habis pakai, dll.

2. Sifat tidak Continue

Untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dll.

Tujuan disimpan/dibutuhkannya kas bagi perusahaan (menurut John Maynard Keynes) adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan kas untuk transaksi

2. Diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan.

3. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga

4. Untuk mengantisipasi aliran kas masuk / keluar yang tidak continue dan sulit untuk diperkirakan.

5. Kebutuhan kas untuk berspekulasi

6. Kebutuhan kas untuk memperoleh laba yang lebih besar diluar usaha pokok, dengan membeli efek.

7. Saldo kompensasi

8. Berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedianya kas :

1. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat liquiditasnya. Semakin tinggi jumlah kas maka perusahaan semakin liquid, begitu pula sebaliknya.

2. Jumlah kas ideal yang diperlukan perusahaan, hingga kini belum terstandarisasi. Meski demikian, terdapat pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Menurut H.G Guthmann, bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan yang “well finance” sebaiknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.

3. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (Cash Turnover) . Semakin tinggi turn overnya maka semakin baik karena berarti semakin efisien penggunaan kasnya.

4. Seperti halnya persediaan barang dagang, kas memiliki persediaan bersih atau persediaan minimal (Safety Cash Balance) ; yaitu jumlah kas minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu.

Faktor-faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan kas:

1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar.

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang telah diperkirakan.

3. Adanya hubungan yang baik dengan pihak bank.

2. SURAT BERHARGA

Sifat dan Contoh Surat Berharga

Investasi dalam surat berharga à aktiva lancar (current assets)/non current assets, tergantung tujuan pembelian surat berharga

Berdasarkan tujuan pembelian surat berharga investasi dalam surat berharga diklasifikasikan menjadi :

1. Temporary investment/marketable securities/current assets

tujuan : memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia

mudah diuangkan dalam waktu singkat

Contoh : deposito berjangka (lebih dari tiga bulan),saham/obligasi

yang marketable

2. Long term investment

Tujuannya adalah menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar) dan memperoleh pendapatan yang continues sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku.

3. PERSEDIAAN

Sifat dan contoh Persediaan Menurut SAK persediaan adalah sebagai berikut :

a. yang tersedia untuk dijual

b. dalam proses produksi dan atau dlm perjalanan

c. dalam bentuk perlengkapan [supplies] untuk digunakan dlm proses produksi atau pemberian jasa Sifat Persediaan: - biasanya mrpkan aktiva lancar [perputaran < 1 thn] - merupakan jumlah yg besar - mempunyai pengaruh yg besar thd Neraca dan Lap. Laba rugi.

Contoh Persediaan:

- Bahan baku

- Bahan dalam proses

- Barang jadi

- Suku cadang [spare parts]

- Bahan pembantu

- Barang dalam perjalanan [sudah dikirim supplier ttp belum sampai ke gudang]

- Barang konsinyasi [consignment out]: barang perush yg dititip jual kpd perush lain. Sedang consignment in [barang perush lain yg dititip di perush] tidak boleh dicatat sbg persediaan perusahaan.

B. PENILAIAN TERHADAP AKTIVA LANCAR

Tiga faktor harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode, yaitu:

a. Biaya awal aktiva tetap

b. Umur manfaat yang diperkirakan

c. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat. Factor terakhir ini dinamakan dengan

nilai residu (residual value) sering disebut juga nilai sisa, atau nilai pertukaran. Nilai sisa aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai dipakai. Jika suatu aktiva tetap diperkirakan hanya memiliki sedikit nilai sisa atau bahkan tidak sama sekali, maka biaya awalnya harus dialokasikan seluruhnya sepajang umur manfaat yang diperkirakan sebagai penyusutan. Namun, jika aktiva tetap diperkirakan memiliki nilai sisa signifikan, maka selisih antara nilai awal dengan nilai sisa, yang dinamakan

biaya yang dapat disusutkan, adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. Umur manfaat yang diperkirakan atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

Perusahaan tidak diharuskan menggunakan satu metode penyusutan tunggal bagi semua aktivanya. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak penghasilan dan pajak property. Tiga metode yang paling umum digunakan adalah (1) metode garis lurus, (2) metode unit produksi dan (3) metode saldo menurun.

· Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

· Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.

Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode

akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.

· Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.

C. METODE PENCATATAN AKTIVA LANCAR

B. Metode Pencatatan Persediaan

1. Sistem Periodik

Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:262) mengemukakan

bahwa dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system),rincian persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode. Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (seara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara periodik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia (persediaan barang dagang). Untuk menentukan harga sistem periodik, harus:

1) menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal periode (coet of goods on hand),

2) menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli (cost of

goods purchsed),

3) mengurangkannyadengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.

Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000:381) mengatakan bahwa dalam sistem persediaan periodik, perhitungan periodik aktual atas barang-barang yang ada ditangan pada akhir periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai persediaan.

2. Sistem Perpetual

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess (1999:366) dalam sistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dengan mengkredit kas atau utang usaha. Pada tanggal penjualan, harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang.

Penggunaan sistem perpetual memberikan sarana pengendalian yang paling efektif atas aktiva tersebut, demikian juga adanya kekurangan dapat ditentukan dengan mengadakan perhitungan periodik barang dan membandingkan perhitungan tersebut dengan saldo buku tambahan. Pemesanan kembali barang secara tepat waktu dan pencegahan kelebihan persediaan dapat dicapai dengan membadingkan saldo buku tambahan dengan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang ditentukan terlebih dahulu.

Dycman, Dukes, Devis (2000:383) mengatakan bahwa, ” apabila sistem persediaan atas akun buku besar atas dasar lancar”. Catatan persediaan perpetual untuk setiap barang harus memberikan informasi penerimaan, pengeluaran dan saldo ditangan. Dengan inforasi ini, kuantitas periodik dan penilaian barang yang ada ditangan tersedia setiap waktu. Jadi perhitungan periodik tidak diperlukan kecuali memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan periodik bisanya dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit yang membandingkan persediaan ditangan dengan catatan perpetual dan menyatakan data untuk setiap jurnal penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke perhitungan periodik apabila terdapat perbedaan pencatatan.