all about Me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
simple • ordinary • lover •

Selasa, 28 Februari 2012

अक्तिवा Lancar

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Pembangunan ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga, termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan kesejahteraan dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi negara-negara tersebut yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang seringkali berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal melalui berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi struktur utang serta memproduktifkan aktiva lancar.

Suatu perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang dan yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, salah satunya yaitu aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan, yangterdiri dari Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan,piutang dan sebagainya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva Lancar

Menurut Alimsyah dan Padji (2006;284) mendefinisikan “Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahu buku, yang termasuk aktiva lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll..”

Menurut S. Munawir (2004;14) mendefinisikan “Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).”

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel dan lain sebagainya.

Sebelum mendefenisikan aktiva lancar kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Jadi aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).

Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normalperusahaan, atau.Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca, atau berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dalam tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan pada tanggal neraca dan jika lebih dari 12 bulan maka diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih banyak.

Aktiva lancar adalah kas dan asset-aset lainnya yang dapat ditukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau dalam 1 (satu) periode kegiatan normal perusahaan. Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka. Yang merupakan bagian dari Aktiva Lancar, antara lain:

1. Kas dan setara kas.
Yang termasuk di dalam komponen ini adalah asset dalam bentuk kas dan kas dalam bank. Aset yang termasuk dalam komponen Aktiva Lancar ini merupakan asset yang paling cair bagi perusahaan karena dapat secara langsung digunakan untuk segala macam transaksi.

2. Surat-surat Berharga.
Surat-surat berharga dapat berupa saham, obligasi atau surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk memutarkan kelebihan uang tunai yang tidak ditujukan untuk investasi jangka panjang.

3. Piutang
Piutang adalah dana perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekwensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman. Pada akhir periode yang ditentukan, dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang). Terkadang piutang naik lebih cepat dari penjualan, ini mengindikasikan masalah pada penagihan (pembayaran). Untuk menganalisa piutang dipakai receivable turn over yang menghitung lama penerimaan pembayaran rata-rata.

Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.

4. Persediaan.
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Barang-barang ini dapat merupakan hasil produksi atau komponen produksi perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki persediaan, terutama jika perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Dua hal yang perlu diperhatikan dari persediaan : pertama; nilai yang dilaporkan sering berbeda dengan nilai wajarnya karena perbedaan penerapan sistem akuntansi, kedua; nilai persediaan biasanya besar dan merupakan sumber yang menyerap penggunaan dana. Jika tidak diolah secara efisien akan menghambat aliran dana. Untuk mengukur persediaan, kita akan bahas dengan inventory turnover yang menghitung perputaran persediaan selama satu tahun.

5. Biaya dibayar dimuka

Yang terakhir adalah biaya dibayar dimuka. Komponen ini merupakan salah satu bentuk pengeluaran yang telah dibayar perusahaan kepada pemasok/supplier perusahaan sebelum perusahaan menerima barang atau jasa tersebut.

B. SIFAT – SIFAT AKTIVA LANCAR

1. KAS

Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.

2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.

Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue.

1. Sifat Continue

Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplier kantor habis pakai, dll.

2. Sifat tidak Continue

Untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dll.

Tujuan disimpan/dibutuhkannya kas bagi perusahaan (menurut John Maynard Keynes) adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan kas untuk transaksi

2. Diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan.

3. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga

4. Untuk mengantisipasi aliran kas masuk / keluar yang tidak continue dan sulit untuk diperkirakan.

5. Kebutuhan kas untuk berspekulasi

6. Kebutuhan kas untuk memperoleh laba yang lebih besar diluar usaha pokok, dengan membeli efek.

7. Saldo kompensasi

8. Berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedianya kas :

1. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat liquiditasnya. Semakin tinggi jumlah kas maka perusahaan semakin liquid, begitu pula sebaliknya.

2. Jumlah kas ideal yang diperlukan perusahaan, hingga kini belum terstandarisasi. Meski demikian, terdapat pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Menurut H.G Guthmann, bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan yang “well finance” sebaiknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.

3. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (Cash Turnover) . Semakin tinggi turn overnya maka semakin baik karena berarti semakin efisien penggunaan kasnya.

4. Seperti halnya persediaan barang dagang, kas memiliki persediaan bersih atau persediaan minimal (Safety Cash Balance) ; yaitu jumlah kas minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu.

Faktor-faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan kas:

1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar.

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang telah diperkirakan.

3. Adanya hubungan yang baik dengan pihak bank.

2. SURAT BERHARGA

Sifat dan Contoh Surat Berharga

Investasi dalam surat berharga à aktiva lancar (current assets)/non current assets, tergantung tujuan pembelian surat berharga

Berdasarkan tujuan pembelian surat berharga investasi dalam surat berharga diklasifikasikan menjadi :

1. Temporary investment/marketable securities/current assets

tujuan : memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia

mudah diuangkan dalam waktu singkat

Contoh : deposito berjangka (lebih dari tiga bulan),saham/obligasi

yang marketable

2. Long term investment

Tujuannya adalah menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar) dan memperoleh pendapatan yang continues sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku.

3. PERSEDIAAN

Sifat dan contoh Persediaan Menurut SAK persediaan adalah sebagai berikut :

a. yang tersedia untuk dijual

b. dalam proses produksi dan atau dlm perjalanan

c. dalam bentuk perlengkapan [supplies] untuk digunakan dlm proses produksi atau pemberian jasa Sifat Persediaan: - biasanya mrpkan aktiva lancar [perputaran < 1 thn] - merupakan jumlah yg besar - mempunyai pengaruh yg besar thd Neraca dan Lap. Laba rugi.

Contoh Persediaan:

- Bahan baku

- Bahan dalam proses

- Barang jadi

- Suku cadang [spare parts]

- Bahan pembantu

- Barang dalam perjalanan [sudah dikirim supplier ttp belum sampai ke gudang]

- Barang konsinyasi [consignment out]: barang perush yg dititip jual kpd perush lain. Sedang consignment in [barang perush lain yg dititip di perush] tidak boleh dicatat sbg persediaan perusahaan.

B. PENILAIAN TERHADAP AKTIVA LANCAR

Tiga faktor harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode, yaitu:

a. Biaya awal aktiva tetap

b. Umur manfaat yang diperkirakan

c. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat. Factor terakhir ini dinamakan dengan

nilai residu (residual value) sering disebut juga nilai sisa, atau nilai pertukaran. Nilai sisa aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai dipakai. Jika suatu aktiva tetap diperkirakan hanya memiliki sedikit nilai sisa atau bahkan tidak sama sekali, maka biaya awalnya harus dialokasikan seluruhnya sepajang umur manfaat yang diperkirakan sebagai penyusutan. Namun, jika aktiva tetap diperkirakan memiliki nilai sisa signifikan, maka selisih antara nilai awal dengan nilai sisa, yang dinamakan

biaya yang dapat disusutkan, adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. Umur manfaat yang diperkirakan atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

Perusahaan tidak diharuskan menggunakan satu metode penyusutan tunggal bagi semua aktivanya. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak penghasilan dan pajak property. Tiga metode yang paling umum digunakan adalah (1) metode garis lurus, (2) metode unit produksi dan (3) metode saldo menurun.

· Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

· Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.

Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode

akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.

· Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.

C. METODE PENCATATAN AKTIVA LANCAR

B. Metode Pencatatan Persediaan

1. Sistem Periodik

Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:262) mengemukakan

bahwa dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system),rincian persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode. Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (seara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara periodik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia (persediaan barang dagang). Untuk menentukan harga sistem periodik, harus:

1) menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal periode (coet of goods on hand),

2) menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli (cost of

goods purchsed),

3) mengurangkannyadengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.

Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000:381) mengatakan bahwa dalam sistem persediaan periodik, perhitungan periodik aktual atas barang-barang yang ada ditangan pada akhir periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai persediaan.

2. Sistem Perpetual

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess (1999:366) dalam sistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dengan mengkredit kas atau utang usaha. Pada tanggal penjualan, harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang.

Penggunaan sistem perpetual memberikan sarana pengendalian yang paling efektif atas aktiva tersebut, demikian juga adanya kekurangan dapat ditentukan dengan mengadakan perhitungan periodik barang dan membandingkan perhitungan tersebut dengan saldo buku tambahan. Pemesanan kembali barang secara tepat waktu dan pencegahan kelebihan persediaan dapat dicapai dengan membadingkan saldo buku tambahan dengan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang ditentukan terlebih dahulu.

Dycman, Dukes, Devis (2000:383) mengatakan bahwa, ” apabila sistem persediaan atas akun buku besar atas dasar lancar”. Catatan persediaan perpetual untuk setiap barang harus memberikan informasi penerimaan, pengeluaran dan saldo ditangan. Dengan inforasi ini, kuantitas periodik dan penilaian barang yang ada ditangan tersedia setiap waktu. Jadi perhitungan periodik tidak diperlukan kecuali memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan periodik bisanya dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit yang membandingkan persediaan ditangan dengan catatan perpetual dan menyatakan data untuk setiap jurnal penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke perhitungan periodik apabila terdapat perbedaan pencatatan.

Kamis, 05 Agustus 2010

keponakanku yang lucu









Dear All,

Lucunya tingkah laku keponakan saya yang paling kecil ini , Andhika Darian Utomo yang lahir tanggal 15 Februari 2009 . dia baru pintar jalan dan giginya udah tumbuh banyak tp blom bisa ngomong. Anaknya ngangenin mulu , kalo dia senyum maniiiiissss banget !

Walaupun blom bisa ngomong tapi anaknya sotoy , ngerti kalo diajak ngobrol . hehehe …
Beda sama kaka nya , kecil-kecil tapi pinterrrr banget .
Padahal Cuma keponakan tapi ngangenin mulu , kalo ga ketemu dia sehari sayang ajah kelewat jg dh pertumbuhan dia .

Saya suka iseng pake’in dia bando lah , mukena lah . hehehe , lucu sii abisnya !
Yang paling pinter dia udah ngerti kalo denger adzan , langsung dh ikutin gerakan orang sholat sambil mulutnya komat-kamit bacain bacaan sholat . trus dia sambil senyum-senyum sendiri dh.

Waahhh , pokoknya lucu dh semua keponakan saya …

I Love My nephews : Aditya Dafa Utomo, Muhamad Arsya Saputro & Andhika Darian Utomo….

Jumat, 09 Juli 2010

makalah Peranan Manajer dalm Proses Pendelegasian Wewenang dan Pengambilan Keputusan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manejer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan (pengambil) keputusan-keputusan untuk investasi, menaikan harga jual, mengambil tindakan terhadap karyawan yang sering terlambat, pemilihan lokasi gudang baru yang harus dibangun, dan masalah-masalah besar ataupun kecil lainya dimana manajer harus membuat keputusan tindakan apa yang diambil atau paling tidak menugaskan orang lain untuk memutuskan.
Karena itu pengambilan keputusan adalah hal yang sangat penting dalam manajeman. Pengambilan keputusan terkait dengan ditetapkannya suatu keputusan manajerial. Berdasarkan keputusan manajerial yang telah ditetapkan oleh seorang manajerial, maka semua aktivitas akan berjalan dengan baik.
Pendelegasian wewenang pun merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri.
Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manaejemen.
Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan.

B. Rumusan Masalah
Hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang yang dimaksud dengan pendelegsasian wewenang dan pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana peranan manajer dalam proses pendelegasian wewenang dan pengambilan keputusan ?

C. Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas peranan manajer dalam proses manajer dalam pendelegasian wewenang dan pengambilan keputusan saja.

D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode studi pustaka.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kulia pengantar manajemen.

















BAB II
ISI

A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Definisi pengambilan keputusan menurut T. Hani Handoko yaitu menggambarkan suatu proses memalului serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Sedangkan menurut Sondang P. Sagian pengmabilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang atas alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang paling tepat.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian sutu masalah tertentu. Geroge P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari Pembuatan Pilihan (chocice making) dan dari Pemecahan Masalah (problem solving).
I. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan :
 Intuisi (hati nurani);
Berarti pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biansanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, ekamampuan mental, tetapi situasi yang dihadapi dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja (good feeling).
 Fakta-fakta;
Dengan fakta-fakta ini pengambilan keputusan berdasarkan fakta yang merukan dasar terbaik untuk menetapkan tujuan.
 Experience (pengalaman);
Pengalaman merupakan pelajaran yang sangat berharga dalam pengambilan keputusan.
 Authority (kekuasaan).
Pengambilan keputusan diperlukan wewenang, sebab tanpa wewenang maka keputusan tidak dapat diambil.



Tabel Kebaikan dan Keburukan dari Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Kebaikan Keburukan
Intuisi (Hati Nurani) Keputusan dapat diambil dengan cepat;
Kecapakapan deccesion maker dapat digunakan;
Merupakan suatu alat yang memuaskan untuk memutuskan aktivitas yang mempunyai pengaruh terbatas. Keputusan mungkin trbukti salah, karena feeling bias saja salah;
Alat untuk menggantikan keputusan tidak tersedia;
Dasar-dasar lain untuk megambil keputusan sangat minim.
Fakta-fakta Merupakan dasar yang baik dalam pengambilan keputusan;
Keputusan akan rasional, logic, ideal dan resikonya relative kecil;
Keputusan secara relative mudah direalisasikan;
Keputusan lebih relevan. Keputusan yang diambil sering terlambat;
Biaya untuk mengambil keputusan relative besar.
Experience Keputusan yang diambil berdasarkan pengalaman praktis;
Bagian ternaik dari latar belakang decision maker dapat digunakan. Keputusan yang diambil atas peristiwa masa lalu yang sudah ketinggalan jaman;
Bila decision maker memiliki pengalaman terbatas, keputusan yang diambil akan sempit.
Kekuasaan Mudah diterima;
Mempunyai sumber asli;
Bersifat dan dapat mengikat. Dapat menjadi sangat rutin dan menimbulkan gaya dikatatorial;
Keputusan diambil berada jauh dari luar persoalan actual.


II. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research;
2. Linier Programing (Vector Analisys);
3. Gaming War Games;
4. Probability Theory;
5. Ranking and Statistical Weigthing;
6. Manajeman Sistematis;
7. Scientific Management.

III. Macam-macam Keputusan
Terdapat 4 (empat) macam keputusan , yaitu :
 Keputusan Auto-generated;
 Keputusan Inducted;
 Keputusan Individu;
 Keputusan Kelompok.

B. Pengertian Pendelegasian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu (T. Hani Handoko). Sedangkan menurut Harold Koontz and Cyril O’Donnel pendelegasian wewenang merupakan pokok yang didapat kembali oleh pemberi wewenang. Hal itu adalah suatu sifat wewenang, si pemilik wewenang (pemimpin) tidak selamanya menyelesaikannya sendiri kekuasaan ini dengan menyerahkan wewenang itu. Dengan demikian maka proses Pendelegasian wewenang itu merupakan hubungan atasan dengan bawahan, merupakan mata rantai yang terus-menerus bersambung.
Seseorang pemimpin baru dapat melakukan kegiatan atau memerintah setelah ia memperoleh wewenang. Bawahan tidak akan melakukan kegiatan dalam perusahaan, jika tidak ada perintah dari atasan, sehingga tidak ada kegiatan dalam perusahaan atau perusahaan tidak dapat merealisasi tujuannya. Delegation of authority sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam Delegation of authority ini terdapat sifat “Du Characteristic”. Du Characteristic, artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan tetapi pada saat yang sama atasan yang bersangkutan tetapi memiliki wewenang tersebut. Pemimpin (delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu.
I. Hirarki Wewenang
 Manajer (administrative management);
Yaitu pemimpin yang titik berat pekerjaannya dalam bidang pikiran, manajerial, fungsi-fungsi manajemen serta menentukan kebijakan, prosedur yang kan ditempuh untuk mencapai tujuan organisasi.
 Pelaksana (operative management);
Yaitu pejabat yang titik pekerjaanya dalam bidang teknis dalam melaksanakan pekerjaan utnuk mencapai tujuan organisasi.
 Interpreter.
Yaitu pejabat manajemen yang berperan ganda, artinya pada suatu saat sebagai administrative management dan pada saat lain sebagai operative management. Sebab pejabat manajemen ini menterjemahkan hasil kerja manajer ke dalam bahasa operatif.


II. Prinsip-prinsip Wewenang
i. Proses pelimpahan wewenang harus mencakup 3 unsur yaitu adanya ;
1. Tugas;
2. Kekuasaan;
3. Pertanggung Jawaban.
ii. Wewenang yang didelegasikan harus kepada orang yang tepat;
iii. Pelimpahan wewenang harus disertai pemberian motivasi;
iv. Adanya hubungan dan pengawan pada penerima pelimpahan wewenang.

III. Jenis-jenis Wewenang
• Line authority;
Wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung, diseluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi.
• Staff authority;
Wewenang kelompok individu yang menyediakan sasaran dan jasa kepada manajer lini.
• Fungsional authority.
Wewenang anggota staff departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staff khusus.


IV. Sumber-sumber Wewenang
a. Formal authority theory (teori wewenang formal);
b. Accetence authority theory (teori penerimaan wewenang);
c. Authority ot the situation (teori wewenang situasional);
d. Positioon authority (wewenang posisi);
e. Technical authority (wewenang teknis);
f. Yuridis authority (wewenang karena hokum).

Tabel Keuntungan dan Hambatan terhadap Delegasi
Keuntungan Delegasi Hambatan Terhadap Delegasi
Semakin banyak tugas manajer yang dapat didelegasikan, semakin besar peluang mereka untuk mencari dan menerima lebih banyak tanggung jawab dari manajer tingkat yang lebih tinggi;
Memperbaiki rasa percaya diri dan kemapuan untuk mengabil inisiatif dari para karyawan;
Seringkali membuat keputusan menjadi lebih baik, karena karyawan memilki pandangn yang lebih jelas mengenai fakta;
Mempercepat proses pembuatan keputusan. Manajer merasa dapat melakukan perkejaanya sendiri dengan lebih baik;
Manajer khawatir karyawan tidak cukup mampu melakukannya;
Manajer merasa perlu waktu untuk menjelaskan lagi pekerjaan yang harus dikerjakan;
Manajer terlalu kacau dan tidak fleksibel untuk mendelegasikan perkejaan secara efektif;
Adanya rasa tidak tentram dan bimbang menegnai siapa yang akhirnya bertanggung jawab untuk tugas khusus.

V. Pedoman Pendelegasian Efektif
1. Prasyarat;
2. Kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada karyawanya untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan;
3. Komunikasi terbuka antara manajer dan karyawannya;
4. Kemampuan manajer untuk menganalisis factor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas, dan kemampuan karyawan.

VI. Tugas Delegasi Efektif
1. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan;
2. Putuskan siapa yang kan mendapat penugasan;
3. Siapkan sumber daya yang memadai untuk menalaksanan tugas yang didelegasikan;
4. Delegasikan tugas;
5. Bersiap untuk melakukan campur tangan bila perlu;
6. Tetapkan system umpan balik.

C. Proses Pendelegasian Wewenang dan Pengambilan Keputusan
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hamper sama dengan proses perencanaan strategic formal. Ini mencakup indentifikasi dan diagnose masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternative-laternative, penilaian berbagai alternative penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi hasil-hasil.
Sedangkan pendelagasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. Dalam pendelegasianya dapat melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan atau tugas. Dan disaat penerimaan delegasi, baik implist atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab. Untuk menerima pendelgasian diperlukan juga pertanggungjawaban untuk hasil-hasil yang dicapai.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

Sebagai suatu contoh didalam perusahaan, dibagian HRD sedang mengalami kekurangan salah satu staffnya yang telah lama keluar dari perusahaan tersebut. Pengumuman lowongan pekerjaan pun sudah disebar ke dalam informasi lowongan di koran dan internet. Namun, belum juga mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh perusaahn tersebut.
Dengan berkurangnya salah satu staff dibagian tersebut, tentu secara otomatis tidak ada yang mengerjakan pekerrjaan yang staffnya telah keluar tersebut . semakin lamanya perusahaan tidak mendapatkan karyawan baru untuk menempati posisi tersebut, maka membuat pekerjaan yang berhubungan dengan bagian tersebut ikut terbengkalai .
Disini peran seorang manajer HRD sangat dibutuhkan . ia harus mengambil sikap yang tegas dan mengambil keputusan untuk menangani masalah tersebut. Sebelum perusahaan terssebut mendapatkan karyawan baru, manajer HRD harus mengambil sikap dengan membagi tugas kepada staff yang ada untuk membantu pekerjaan yang harus seharusnya dilakukan oleh staff yang sudah mengundurkan diri tersebut secara adil . Agar tidak memberatkan salah satu karyawan yang ada. Tentunya dengan memberikan surat tugas kepada para staff yang sementara ini mengerjakan pekerjaan salah staffnya yang sudah mengundurkan diri tersebut.







BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang penulis uraikan dalam makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan (pengambilan) keputusa-keputusan dan pendelegasian wewenangnya terhadap setiap bawahannya. Pembuatan dan pengambilan keputusan merupakan kunci penting kegiatan manajer. Lalu penggunaan wewenang yang secara bijaksana pun merupakan factor kritis bagi efetivitas di dalam suatu organisasi.
Peran manajer dalam proses pengambilan keputusan dan pendelegasian wewenang ini merupakah peran manajer yang tiak dapat dipisahkan dan saling ketergantungan. Apabila dalan salah satu fungsi ini dilakukan secara tidak maksimal maka fungsi yang lain pun ikut terganggu.

B. SARAN
Dalam memimpin organisasinya diharapkan manajer dapat mengambil keputusan dengan bijaksana dan mendelegasikan secara baik. Agar apa yang ingin dicapai oleh seorang manajer dalam organisasinya bias berjalan dengan baik dan sesuai rencana. dan alangkah baiknya setiap pengambilan keputusan tersebut melewati pemilihan yang lebih selektif dari beberapa alternative terbaik yang dimiliki oleh manajer tersebut. Sehingga pada saat pendelegasiannya bisa diterima oleh semua pihak yang terkait.


DAFTAR PUSTAKA

1. Hani, T. Handoko, “MANAJEMEN”. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. 2003.
2. James A.F Stoner, R. Edward Freeman, dan Daniel R. Gilbert Jr, “Management Part II, Sixth Edition,” Prentice Hall, Inc. 1996.
3. Tarsono, Ono. “PENGANTAR MANAJEMEN”. Jakarta. STIE INDONESIA, 2008.
4. http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto4.pdf
5. http://id.shvoong.com/business-management/management/1688030-pengambilan-keputusan-dalam-manajemen-operasi/
6. http://ID.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/MANAJEMEN

Senin, 05 Juli 2010

Papper Sistem Informasi manajemen

Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Perdagangan Melalui
JaringanElektronik


1. PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK
Pada awalnya perdagangan melalui jaringan elektronik didefinisikan sangat sempit, yakni hanya mencakup transaksi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan dan pemasok dan sering dikaitkan dengan internet. Seolah-olah tidak ada alternative komunikasi lain.
Pandangan yang lebih luas, mengenai definisi perdagangan melalui jaringan elektronik adalah sebagai penggunaan komputer untuk memudahkan semua operasi perusahaan, baik operasi :
– Internal : ke-5 bidang fungsional yakni keuangan, SDM, manufaktur, jasa informasi, dan pemasaran
– Eksternal : berhubungan dengan ke-8 elemen lingkungan.
Adapun tujuan dari penggunaan teknologi informasi dalam perdagangan melalui jaringan elektronik adalah tercapainya keunggulan yang kompetitif.
Table 3.1 berikut menunjukkan hubungan antara internal dan eksternal. Beberapa bidang fungsional memiliki tanggung jawab utama untuk elemen-elemen lingkungan tertentu. Bidang keuangan terutama berhubungan dengan masyarakat keuangan, pemegang saham/pemilik, serta pelanggan. Sumberdaya manusia memiliki perhatian khusus pada masyarakat global dan serikat pekerja. Jasa informasi berhubungan dengan pemasok perangkat keras dan perangkat lunak. Bidang manufaktur bertanggung jawa pada hubungan dengan pemasok perusahaan dan serikat pekerja. Pemasaran terutama bertangung jawa untuk berhubungan dengan pelangan dan pesaing perusahaan. Semua bidang tersebut berhubungan dengan pemerintah.



Tabel 3.1. Tanggung jawab Lingkungan Utama dari Bidang Fungsional

Keuangan SDM Jasa Inf. Manufaktur Pemasaran
Pelanggan X X
Pemasok X X
Pemegang Saham dan Pemilik X
Serikat Pekerja X X
Masyarakat Keuangan X
Masyarakat Global X
Pesaing X
Pemerintah X X X X X



Manfaat dari Perdagangan Melalui Elektronik
Perusahaan-perusahaan atau organisasi yang ikut serta dalam perdagangan melalui jaringan elektronik untuk mencapai perbaikan di seluruh orgnaisasi. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan tiga (3) manfaat utama :
• Pelayanan pelanggan meningkat;
• Hubungan dengan pemasok & masyarakat keuangan meningkat;
• Pengembalian atas investasi pemegang saham dan pemilik yang meningkat.

Manfaat-manfaat tersebut berkontribusi pada stabilitas keuangan perusahaan dan memungkinkannya untuk bersaing dengan lebih baik dalam dunia bisnis yang semakin terikat untuk menggunakan teknologi komputer.

Kendala Perdagangan Melalui Jaringan Elktronik
Tidak semua perusahaan ikut dalam perdagangan melalui jaringan elektronik. Hal tersebut dilakukan dengan alas an kehati-hatian setiap perusahaan yang ada, dengan kendala sebagai berikut :
 Biaya tinggi
 Masalah keamanan
 Perangkat lunak yang belum amapan atau tersedia

Ketika para eksekutif memutuskan bahwa manfaat yang diantisipasi melebihi kendalanya dan membuat keputusan untuk melangkah. Adapun langkah utamanya yaitu dengan melakukan pemilihan srategi, metodologi dan teknologi yang terbaik.
Rencana bisnis strategis mewujudkan komitmen untuk menggunakan perdagangan melalui jaringan elektronik guna mencapau keunggulan kompetitif. Perusahaan pertama-tama melakukan atau mengumpulkan intelijen bisnis sehingga dapat memahami peran potensial yang dilakukan setiap elemen lingkungan. Kemudian muncul komitmen untuk membentuk suatu sistem antar organisasi (inter-organizational system - IOS) melalui pertukaran data elektronik (electronic data interchange – EDI). IOS dicapai dengan mengikuti siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) atau melakukan rancang ulang bisnis proses (business process renggineering). Hasilnya adalah sistem berorientasi jaringan dang meggunakan sambungan langsung, jaringan bernilai tambah, internet atau komninasi. Gambar 3.1. menunjukkan diagram langkah utama, yaitu :



Gambar 3.1 Pemilihan strategi, metodologi dan teknologi

2. INTELIJEN BISNIS
Jika kita ingin ikut dalam perdagangan melalui jaringan elektronik, hal pertama yang kita perlukan adalah pemahaman mengenai elemen-elemennya. Sekarang, pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi lingkungan merupakan aplikasi komputer yang penting dalam banyak perusahaan di seluruh dunia. Awalnya aplikasi tersebut dikhususkan untuk mengumpulkan informasi tentang pesaing perusahaan, sehingga muncul istilah intelijen kompetitif (competitive intelligence – CI). Bila didefinisikan secara luas untuk mencakup informasi disemua elemen lingkungan, istilah yang tepat adalah intelijen bisnis (business intelligence – BI). Adapun informasi yang menjelaskan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan dinamakan intelijen.
Intelijen kompetitif memiliki lima tugas dasar. Beberapa perusahaan membuat satu unit intelijen khusus untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Perusahaan lain menyerahkan tugas-tugas tersebut pada unit yang ada sebagai tanggung jawab tambahan. Adapun tugas-tugas dasarnya yaitu (tampak pada Gambar 3.2) :




Gambar 3.2. Tugas Dasar Intelijen Bisnis

a. Mengumpulkan data; data primer dan atau data sekunder. Data primer dikumpulkan oleh perusahaan dan data sekunder dikumpulkan oleh orang lain yang disediakan untuk perusahaan. Banyak data sekunder tersedia dalam bentuk database komersial yang disediakan oleh jasa database dengan imbalan. Perusahaan dapat mengakses pusat database jasa tersebut atau memperoleh salinan database dalam bentuk CD-ROM.
b. Mengevaluasi data; semua data primer dan data sekunder harus dievaluasi sebelum digunakan untuk memastikan tingkat akurasinya.
c. Menganalisis data; data jarang mengungkapakan keseluruhan cerita. Untuk itu bagaimana kita meneliti data dari beragai sudut, mencari berbagai pola yang disebut dengan istilah pemikiran lateral. Tujuannya adalah untuk mengubah data menjadi intelijen.
d. Menyimpan intelijen; disimpan pada media yang mudah dibaca oleh komputer sehingga memudahkan untuk akses kembali.
e. Menyebarkan intelijen; setelah berada dalam penyimpanan komputer, maka intelijen tersebut bisa diakses kembali dengan parameter pencarian tertentu (selektif) dengan menyiapkan profil intelijen. Teknik tersebut dinamakan penyebaran informasi selektif (selective dissemination of information – SDI).


3. SISTEM ANTAR ORGANISASI (IOS)
startegi terbaik dalam perdagangan melalui jaringan elektronik adalah strategi yang elemen-elemennya dikaitkan dengan transmisi data elektronik. Hal tersebut dikenal dengan istilah sistem antar organisasi (inter-organizational system – IOS)., atau istilah yang lain adalah pertukaran data elektronik (electronic data interchange – EDI). Kedua isitlah tersebut sering digunakan secara bergantian. Pertukaran data elektronik merupakan suatu cara untuk mencapai sistem antar organisasi.
Sistem antar organisasi (IOS) kadangkala disebut sebagai sistem informasi antar organisasi, yakni suatu kombinasi perusahaan-perusahaan yang terkait sehingga mereka berfungsi sebagai satu sistem tunggal, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Perusahaan-perusahaan yang membentuk IOS disebut mitra bisnis atau mitra dagang.
Para mitra bisnis ikut dalam IOS dengan harapan memperoleh manfaat tertentu. Manfaat tersebut terbagi atas dua kategori, yakni :
a. Efisiensi komparatif;
Para mitra bisnis dapat menyediakan barang dan jasa dengan biaya yang lebih murah daripada pesaing mereka. Perbaikan efisiensi dapat berasal dari dalam dan berkaitan dengan organisasi lain.
 Efisiensi internal; perbaikan-perbaikan dalam operasi perusahaan tersebut sehingga dapat mengumpulkan data dan menganalisisnya lebih cepat serta membuat keuputusan lebih tepat dan cepat.
 Efisiensi antar organisasi; perbaikan-perbaikan diperoleh melalui kerjasama dengan perusahaan lain. Sehingga memungkinkan menawarkan lebih banyak barang dan jasa, melayani lebih banyak pelanggan, memindahkan pekerjaan tertentu ke pemasok atau pelanggan, serta mudah mengumpulkan data lingkungan.

b. Kekuatan tawar-menawar
Kemampuan untuk menyelesaikan perselisihan dengan pemasok dan pelanggannya yang menguntungkan dirinya. Kekuatan tersebut berasal dari :
 Keistimewaan produk yang unik; pemesanan lebih mudah, pengiriman yang lebig cepat, waktu respon atas permintaan informasi yang lebih cepat.
 Penurunan biaya yang berhubungan dengan pencarian; mengurangi biaya belanja dalam mencari pemasok, dapat mengidentifikasi produk alternative dengan mendapatkan harga yang terendah.
 Peningkatan biaya peralihan; perusahaan ingin jika pelanggan beralih ke pesaing maka biaya peralihannya menjadi mahal. Ketergantungan produk satu dengan yang lainnya sangat tinggi.

4. PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK
Pertukaran data elektronik adalah proses transmisi data dalam bentuk yang terstruktur dan dapat dibaca mein secara langsung dari komputer ke komputer di antara beberapa perusahaan. Transmisi tersebut memungkinkan data yang ditransmisikan dan diterima tanpa pengetikan ulang.
Hubungan EDI yang umum membentuk kaitan antara perusahaan dengan pemasoknya dan pelanggannya. Kaitan dengan pemasoknya dinamakan sisi pasokan (supplay side) dan kaitan dengan pelanggannya dinamakan sisi pelanggan (customer side). Gambar 3.3 menunjukkan kaitan dari sisi pasokan.



Gambar 3.3 Bentuk Standar Sisi Pasokan

Format standar memungkinkan para mitra bisnis bertukar data tetapi memerlukan suatu proses translasi data sebelum mengirim dan setelah menerima. Translasi diperlukan karena aplikasi komputer para mitra bisnis umumnya tidak menangani data dalam format yang sama (standar). Sehingga diperlukan perangkat lunak pemetaan (mapping software). Hal tersebut nampak pada Gambar 3.4.
Selain itu dijumpai pula transfer dana secara elektronik melalui jaringan komputer yan dinamakan dengan electronic funds transfer – EFT. Hal tersebut juga memiliki peranan penting dalam perdagangan melalui jaringan elektronik.
EDI bukanlah suatu strategi yang harus dilaksanakan sekaligus (mutlak) atau sama sekali tidak. Para mitra bisnis dapat menerapkannya dalam berbagai tingkatan. Tingkatan yang dimaksud yaitu :
a. Pemakai tingkat satu; hanya satu atau dua set transaksi yang ditransmisikan ke sejumlah mitra bisnis yang terbatas.
b. Pemakai tingkat dua; banyak set transaksi yang ditransmisikan ke sejumlah besar mitra bisnis.
c. Pemakai tingkat tiga; banyak set transaksi yang ditransmisikan ke sejumlah besar mitra bisnis dan juga aplikasi komputer perusahaan disesuaikan dengan pendekatan EDI.



Gambar 3.4. Proses Translasi dengan Menggunakan Perangkat Lunak Pemetaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan penerapan EDI, apakah perusahaan mensikapinya secara reaktif atau proaktif. Faktor-faktor tersebut adalah :
• Tekanan persaingan à reaktif
• Kekuasaan yang dilaksanakan à proaktif
• Kebutuhan intern à proaktif
• Dukungan top manajemen à mempengaruhi keputusan, tanpa bertindak secara reaktif atau proaktif.

Hubungan faktor-faktor secara diagram dapat dilihat pada Gambar 3.5



Gambar 3.5. Pengaruh Internal dan Lingkungan Pada Penggunaan EDI

Penerapan EDI dapat meberikan manfaat langsung yang berasal dari penggunaan teknologi dan manfaat tidak langsung, yakni :
• Mengurangi kesalahan
• Mengurangi biaya
• Meningkatakan efisiensi operasional
• Meningkatkan kemampuan bersaing
• Meningkatkan hubungan dengan mitra dagang
• Meningkatkan pelayanan pelanggan


5. RANCANG ULANG PROSES BISNIS
Setelah langkah pemilihan strategis sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah penentuan metodologi yang tepat untuk digunakan dalam perdagangan melalui jaringan elektronik. Sehingga diperoleh keunggulan secara kompetitif. Berdasarkan tingkatan pemakai dari strategi EDI, maka terdapat dua bentuk metodologi yaitu :
• System Life Cycle (SLC) à pemakai tingkat satu & dua. Pembahasan lebih lanjut akan dijumpai pada modul ke-8.
• Business Process Redesign (BPR) à pemakai tingkat tiga.

Penggantian proses yang lama dengan yang lebih baru disebut dengan rancang ulang proses bisnis (Business Process Redesign - BPR). Istilah lain yang dipakai adalah rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering).
Alasan diterapkannya BPR antara lain karena faktor :
• Proses bisnis yang sekarang dilakukan oleh organisasi tsb., sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan situasi lingkungan yang ada.
• Sistem warisan (legacy system) yang terlalu berharga untuk dibuang, namun terlalu mahal untuk dioperasionalkan dan dipelihara.

Adapun pendekatan yang dilakukan didalam melakukan rancang ulang proses bisnis dapat dilakukan dengan pilihan pendekatan :
• Revolutionary
– Radikal : sistem lama dibuang dan mulai dari nol (awal)
– Tingkat keberhasilan : 30 –50 %
– Satu-satunya cara untuk mendapatkan atau dampak yang cukup bermakna
• Evolutionary
– Perubahan berkesinambungan (continous improvement)
– Peruabahan dapat menyeluruh atau parsial berdasarkan masalah yang dihadapi (real issue) atau pengalaman masa lalu (lessons learned)

Setelah kita pilih pendekatan yang akan dilakukan, langkah berikutnya adalah penentuan teknik rancang ulangnya. Teknik yang dapat dilakukan yaitu :
• Rekayasa mundur (reverse engineering),
• Restrukturisasi (restructuring),
• Rekayasa ulang (reengineering)

Teknik penerapan tersebut bisa dilakukan secara terpisah atau kombinasi, bergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan.

Rekayasa Mundur
 Adalah proses analisis sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemen sistem dan hubungan antar elemen berdasarkan sistem yang ada, untuk mendapatkan gambaran proses pengembangan sistem dari awalnya.
 Tidak mengubah fungsionalitas sistem yang ada.
 Diterapkan untuk sistem yang tidak ada dokumentasinya.
 Hasilnya : dokumentasi sistem yang menyeluruh, seperti diagram arus data (data flow diagram – DFD), diagram arus sistem, dll.
 Diagramnya ampak pada Gambar 3.6




Gambar 3.6. Diagram Rekayasa Mundur



Restrukturisasi
 Transformasi suatu sistem menjadi sistem baru / bentuk lain tanpa mengubah fungsionalnya.
 Sistem/program tidak terstruktur menjadi terstruktur
 Diagramnya ampak pada Gambar 3.7



Gambar 3.7. Diagram Restrukturisasi


Rekayasa Ulang
 Rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya, berdasarkan sistem yang ada.
 Pengetahuan mengenai sistem yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali (proses rekayasa mundur)
 Lalu sistem baru dikembangkan secara normal (proses rekayasa maju)
 Diagramnya ampak pada Gambar 3.8


Sebelumnya kita harus perhatikan komponen dari BPR, yakni :
• Kualitas fungsional
– Ukuran mengenai apa yang bisa dilakukan oleh sistem.
• Kualitas teknis
– Ukuran bagaimana fungsi tersebut dilakukan.

Kombinasi kedua komponen menentukan pemilihan teknik BPR.


Gambar 3.8. Diagram Rekayasa Ulang


6. PERKEMBANGAN INTERNET
Tahapan terakhir yang harus dilakukan setelah perencanaan strategis dan penetapan mertodologi adalah penetapan teknologi perdagangan melalui jaringan elektronik yang akomodatif atau menunjang tahapan sebelumnya.
Terdapat tiga pilihan teknologi utama, yakni :
• Sambungan Langsung, menggunakan sirkuit yang disedian oleh jasa telekomunikasi
• Jaringan bernilai tambah, antara lain berupa layanan perangkat lunak, pengolahan data, dll
• Internet, memungkinkan jaringan komunikasi global yang tidak hanya menghubungkan para mitra bisnis tetapi juga mencakup para pelanggan.
Setiap alternative memiliki keunggulan dan kelemahan. Sesuai dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang begitu pesat, maka pilihan melalui internet yang paling menguntungkan.
Perkembangan inernet secara ringkas digambarkan sebagai berikut :
• Diawali dengan dibentuknya jaringan yang bernama ARPANET tahun 1979 (Advanced Research Projects Agency) : media pertukaran informasi personil militer dengan peneliti sipil terkait dengan hal-hal kemiliteran, dilakukan dengan transmisi paket data lewat komputer.
• ARPANET dalam perkembangannya membentuk apa yang sekarang dikenal dengan Internet atau World-Wide Web (inter koneksi jaringan komputer terbesar di dunia, dan masing-masing terdiri dari jaringan yang lebih kecil).

Beberapa terminology penting dalam internet
• Web site
Terkait dengan sebuah komputer yang terhubung dengan internet yang berisi hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain di jaringan melalui suatu hypertext link.
• Hypertext link
Suatu petunjuk yang terdiri dari teks atu grafik yang digunakan untuk mengakses hypertext (dokumen elektronik) yang disimpan di web site.
• Web page
Suatu file hypermedia yang disimpan di suatu web site, yang diidentifikasi oleh satu alamat yang unik.
• Home page
Halaman pertama dari suatu web site. Halaman selanjutnya bisa dicapai dari home page. (beberapa contoh dan aturan alamat domain, lihat Gambar 3.9 dan Gambar 3.10)
• URL (Universal Resource Locator)
Alamat dari suatu web page (contoh lihat Gambar 3.11)
• Browser (search engine)
Suatu sistem perangkat lunak untuk mengambil dokumen dengan mengetikkan parameter pencarian atau meng-klik suatu grafik (misal : Infoseek, Yahoo, Google, Altavista, dll).
• FTP (File Transfer Protocol)
Suatu perangkat lunak untuk mengcopy file ke komputer kita dari web site mana saja (down load file).


Gambar 3.9. Beberapa Alamat Domain dan Aturannya



Gambar 3.10 Tampilan Homepage MABES POLRI




Gambar 3.11 Komponen URL
Begitu pentingnya data dan informasi yang ditransmisikan dalam komunikasi lewat internet maka perlu dijamin keamanannya. Upaya pendekatan yang perlu dilakukan adalah :
• Memisahkan web site secara fisik dari jaringan internal perusahan
• Penggunaan kata sandi pada saat mengakses
• Membuat suatu “tembok” perlindungan à membatasi arus data antara jaringan internal perusahaan dan internet (firewall) :
• Packet-Filtering Firewall, menggunakan router.
• Circuit-Level Firewall, dipasang komputer yang akan mengintegrasikan pengujian keaslian ke dalam proses penyaringan.
• Application-Level Firewall, membuat zona keamanan.

Dengan jaminan keamanan yang tinggi, maka bentuk aplikasi bisnis yang dilakukan beraneka ragam, yang tetap pada tujuan semula yakni mencapai keunggulan secara kompetiti. Bentuk aplikasi bisnis ersebut antara lain berupa :
• Riset Pemasaran
• Intelijen Kompetitif
• Aplikasi Eceran
• Infrastruktur Informasi Nasional à perdagangan antar negara

Secara umum gambaran aplikasi bisnis tersebut terangkum dalam Gambar 3.12


7. IKHTISAR
Bila perusahaan menyertakan perdagangan melalui jaringan elektronik dalam rencana bisnis strategisnya untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan itu mengikuti suatu jalur yang dimulai dengan intelijen bisnis. Selanjutnya adalah penentuan strategi, metodologi dan teknologi terbaik. Strategi mencakup suatu sistem antar organisasi dengan menggunakan EDI. Metodologi mencakup siklus hidup sistem dan BPR. Teknologi dapat mencakup kombinasi apa saja dari sambungan langsung, value-added network (VAN), dan internet.


Gambar 3.12. Bentuk Umum Aplikasi Bisnis via Jaringan Elektronik

Intelijen bisnis terdiri dari data primer dan data sekunder. Ada lima tugasnya yaitu pengumpulan, evaluasi, analisis, penyimpanan, dan penyebaran. Database komersial dapat menyediakan sumber data sekunder yang kaya.
IOS terdiri dari para mitra dagang. Mitra pemimpin adalah sponsor, yang lain adalah peserta. Perusahaan ikut serta dalam IOS karena dua alasan yaitu memperoleh manfaat dari efisiensi komparatif (yang berbentuk internal maupun antar organisasi) serta meningkatkan kekuatan tawar menawar mereka yang berasal dari tampilan produk yang unik, pengurangan biaya pencarian dan peningkatan biaya peralihan.
Satu cara untuk mencapai IOS adalah melalui pertukaran data elektronik (EDI), yang terdiri dari tiga tingkat penggunaan yaitu meliputi arus data terbatas, arus data yang lebih lengkap, dan arus data lengkap maupun aplikasi yang dirancang ulang. Siklus hidup sistem merupakan metodologi yang baik untuk mencapai tingkat satu dan atau dua. BPR bekerja paling baik untuk tingkat tiga.
Rancang ulang proses bisnis terdiri dari tiga R, yaitu Rekayasa mundur, Restrukturisasi dan Rekayasa ulang.
Jaringan komunikasi data yang menghubungkan para mitra dagang dapat dicapai dengan sambungan langsung, jaringan nilai tambah, dan internet.
Internet adalah suatu jaringan global dari jaringan-jaringan, dan navigasi dipermudah oleh world wide web dan berkaitan dengan dokumen-dokumen hypermedia. Walau internet dan web menawarkan potensi yang sangat besar terdapat peluang penyalahgunaan.
Kelemahan keamanan internet dapat diatasi dengan memasang firewall, packet-filtering firewall, dan circuit-level firewall. Perlindungan terlengkap diberikan oleh application-level firewall yang berupa zona-zona keamanan dari beberapa alat seleksi/penyaring tersendiri.